Selasa, 27 November 2012

POHON

Usia ku saat ini 21 tahun.

Aku akan bercerita tentang sebuah pohon yg kupunya. . 


Pernah gak punya pohon dr hasil menanam sendiri? Dgn benih yang kau dapatkan sendiri? Dgn kerja kerasmu merawat nya hingga tumbuh besar dan kuat melebihi tubuhmu sendiri?

Aku kini. . .mengalaminya. .

Tahun lalu, aku mendapatkannya. . . Benih pohon yang kemudian aku tanam di kebun milik ku sendiri. . . Ku tempatkan ia di sisi paling istimewa karna aku yakini sejak awal. .ia akan menjadi pohon yang mempesona. . .

Aku perhatikan keadaanya . . .setiap waktu aku mengingatnya. . . Ku berikan segenap jiwa dan tenagaku untuk menjaga dan membesarkan nya. . .

Ku siapkan air dan pupuk untuk membuatnya tetap bertahan dan tumbuh baik. . .

Kuluangkan waktu ku yg tak bnyk untk melihatnya. . .meski ia tampak sibuk menikmati hembusan angin yg menyegarkan tubuhnya,dan menerima tetesan air hujan yg membasahi tiap serat dari dirinya. . .

Telah bnyk cerita yg kudapatkan bersamanya hingga kini pohonku mulai tmbuh dgn sempurna. . .

Aku bangga dan bahagia tiap kali bersamanya. . .ia mampu mengerti aku meski dgn diam nya. . .namun ia punya batangnya yg besar tempatku menyandarkan bahuku yg lelah. ,ia punya ranting yg dapatku genggam. .dan ia punya daun yg mampu meneduhkan ku. .

Betapa berartinya ia bagiku. . .
Harapku agar ia tumbuh semakin besar dan kuat. . .bersamaku . . .
Namun. . .tak dapat kupungkiri. . .aku selalu takut kehilangan nya. . .

Takut bila angin menggoyahkan dan menggugugurkan daun2 yg meneduhkanku, takut bila hujan dan badai merobohkan batang tempatku menyenderkan bahu. . .

Tapi aku yakin ia tetap pohon paling istimewa. . .yang kan tetap kuat melawan itu semua. . .karna aku yg telah membesarkan dan merawatnya. . .dengan penuh cinta, . . .

Senin, 26 November 2012

8 Ciri Pria Bermasa Depan Cerah



Apa yang Anda lihat ketika memilih pasangan? Pria yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang? Jika tujuan hubungan Anda hanya saat ini, mungkin itu cukup. Namun, bila yang Anda cari adalah hubungan yang serius hingga ke pernikahan, ada kriteria lain yang sebaiknya Anda lihat, yaitu potensi kesuksesan dia.
1. Punya tujuan hidup
Ketika Anda bertanya apa tujuan hidupnya, ia akan menjelaskan secara rinci kepada Anda rencana jangka pendek dan menengahnya, apa yang ingin ia lakukan setahun mendatang, lima tahun, dan seterusnya.
Bahkan, ia menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi kegagalan. Tidak hanya menjawab, ‘Kita lihat saja nanti, jalani saja hidup ini seperti air mengalir.’
2. Mandiri
Ia tidak bergantung pada orang lain dan mengandalkan kemampuan sendiri dalam hal apa pun. Misalnya, sejak awal mula bekerja, ia menanggung sendiri biaya hidupnya tanpa bantuan orangtuanya. Pria seperti ini menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup orang yang ia sayangi. Si dia juga tak pernah mengeluh mengenai pekerjaannya. Karena ia sadar, untuk mencapai kesuksesan, tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras.
3. Hobi menolong
Anda tentu pernah mendengar ungkapan semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima. Percaya atau tidak, ungkapan ini memang ada benarnya. Jadi, bila pasangan termasuk pria yang ringan tangan membantu orang lain, Anda perlu berbangga hati mendukungnya. Sebab, ini akan menjadi bekal atau tabungan untuk menuju kesuksesannya di masa depan. Siapa tahu seseorang yang ia bantu saat ini berperan penting dalam kariernya di kemudian hari.
4. Bersahabat dan berwawasan
Sikapnya yang bersahabat ditambah dengan wawasan luasnya biasanya akan mudah mengambil hati banyak orang, termasuk saat melobi orang-orang penting yang berkaitan dengan kariernya. Pengetahuannya tentang berbagai hal termasuk berita-berita terkini akan membuat orang lain merasa nyaman berdiskusi dengannya. Semakin banyak orang tertarik padanya, semakin luas juga networking-nya. Kalau sudah begini, Anda tak perlu khawatir dengan kualitas diri yang dimiliki si dia, kesuksesan pun akan segera menghampiri.
5. ‘Family man’
Pria yang bertanggung jawab dan menyayangi keluarganya biasanya adalah pria yang juga memerhatikan perkembangan kariernya. Ia akan selalu termotivasi meningkatkan karier lebih baik lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu, pria tipe ini cenderung setia pada pasangannya sehingga ia bisa menyeimbangkan waktu dan pikirannya untuk Anda dan pekerjaannya.
6. Memiliki investasi
Saat ini gaji si dia tak bisa dibilang besar? Tak perlu khawatir selama ia bisa mengatur pendapatannya dan tak selalu kehabisan uang di tengah bulan. Apalagi bila ia termasuk orang yang jeli melihat peluang bisnis. Tak perlu terlalu besar, berangkat dari bisnis kecil-kecilan pun bisa mengantarkannya menjadi pengusaha sukses. Dukung sepenuhnya ketika dia memiliki keinginan untuk mencicil rumah atau berinvestasi dalam bentuk lain, seperti saham atau reksa dana. Karena ini menunjukkan si dia sangat memikirkan masa depan.
7. Realistis dan lurus
Meskipun si dia bersemangat meraih mimpinya, tetap amati bagaimana usahanya meraih impian, jangan sampai si dia menghalalkan berbagai cara yang justru bisa menghancurkan masa depannya. Ingatkan untuk tetap realistis dengan kemampuan yang dimilikinya. Bila si dia ahli dalam bidang teknologi informatika, ia tak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang public relations karena tertarik melihat temannya yang sukses di bidang tersebut. Masing-masing orang kan memiliki kelebihan yang berbeda-beda.
8. Optimistis dan positif
Ia sangat tahu apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya sehingga ia selalu percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain ataupun ketika diberikan tanggung jawab baru. Ia hampir tak pernah berkata ‘tidak bisa’ atau ‘malas deh melakukannya’. Ia selalu berpikir positif dan optimistis bahwa setiap tantangan yang datang pasti ada solusinya. Selain itu, ia juga terbiasa fokus dalam melakukan sesuatu sehingga tak cepat menyerah saat mengalami kegagalan.

sumber: the-motivasi.blogspot.com

Pentingnya Menjalin Komunikasi Dengan Pasangan




Komunikasi adalah salah satu bentuk sarana yang dipakai oleh manusia untuk menjalin satu hubungan antara yang satu dan yang lainnya. Komunikasi bisa saja berbentuk verbal dan non verbal. Memang kebanyakan dari kita menganggap komunikasi hanyalah dengan menggunakan bahasa verbal (ucapan, perkataan) saja. Tapi sebenarnya masih banyak jenis komunikasi yang bisa memperlancar hubungan kita dengan yang lainnya, misalnya dengan tulisan atau bahasa tubuh.

Lalu bagaimana pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan dengan pasangan kita? Menurut fitrah, kita memang sudah terlahir untuk hidup bersama. Tentunya merujuk ke Bapak moyang kita, Nabi Adam yang sudah Allah  Ta’ala pasangkan dengan Hawa sebagai pasangannya. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita pasti akan hidup berpasangan dengan jalan menikah dan berumah tangga. Kecuali bagi anda yang betah hidup menjomblo ya hehe.
Bagi pria, terkadang sangat susah untuk memahami kondisi pasangan wanitanya. Dan biasanya pertengkaran dan perselisihan pun terjadi karena adanya miss communicationtersebut. Seperti menurut pengalaman, bahwa pria sudah terpatri dalam wataknya karakter untuk memandang segala sesuatu secara realistis dan tidak ingin ribet dalam menghadapi sebuah persoalan. Yang simple aja lah..
Namun, tidak begitu halnya dengan para wanita yang berkarakter rumit dan selalu saja menganggap hal sepele sebagai hal yang penting, Pasti akan sangat susah sekali untuk berpikir simple dalam menghadapi persoalan.  Memang tidak semua hal kecil itu tidak penting, namun terkadang hal kecil tersebut sering menjadi cikal bakal pertengkaran yang berujung panjang. Satu contoh misal, ketika suami lupa tanggal lahir istri atau pernikahannya, maka sudah pasti istri akan cemberut sepanjang hari dan akan menganggap bahwa suami sudah tidak sayang lagi kepadanya. Repot kan?
Nah disinilah, letak pentingnya komunikasi tersebut. Apapun bentuknya komunikasi tersebut, maka hendaklah sejak kita memulai sebuah hubungan. Kita telah membicarakannya terlebih dulu. Sebenarnya letak kesalahan utama dalam sebuah konflik dalam sebuah hubungan adalah adanya rasa tidak percaya, besarnya kecemburuan dan selalu berburuk sangka terhadap pasangan. Contoh lagi, ketika suami pulang telat dari jam biasanya dia pulang, istri akan menyangka bahwa suami mungkin pergi dengan wanita lain. Padahal bisa saja, suami kejebak macet yang sangat parah dan hapenya sedang low-bat yang mengakibatkan hilangnya komunikasi dengan istri dan sudah pasti telat sampai ke rumah.
Maka hal ini harus disiasati dengan seksama oleh kedua pasangan. Jangan sampai karena gara-gara kurangnya komunikasi akan menyebabkan retaknya hubungan diantara mereka berdua. Walau karakter anda dan pasangan berbeda, maka sudah sangat wajar jika masing-masing pasangan harus mulai jujur untuk mengungkapkan segala hal tentang dirinya dan membuat sebuah komitmen yang kokoh untuk hubungan mereka ke depan. Dengan seringnya menjalin komunikasi dengan pasangan anda, maka akan sangat diharapkan ini akan meminimalisir terjadinya banyak konflik dan tentunya akan lebih membuat harmonis hubungan dengan pasangan anda. Seperti dalam sebuah iklan teh, mari ngeteh mari bicara! Maka dengan berkomunikasi semua persoalan akan terasa lebih mudah, tentunya harus dibarengi keikhlasan dan pikiran yang dingin ya. Good Luck!
sumber: themenworlds.com

Kamis, 22 November 2012

kini aku hanya ingin mencoba untuk menyelami mu lebih dalam dengan cintaku..
aku bukan manusia ghoib yang dengan bim salabim mampu berubah....
aku butuh waktu... karena dengan waktu aku bisa menjadikan diriku lebih dewasa dan berarti untukmu...

kau segalanya bagiku...

aku akan berubah untukmu, akan kuikuti aturanmu...gayamu...caramu... semua untukmu

Rabu, 01 Agustus 2012

what mean of LOVE?

-->
Malam ini, ditemani hembusan angin yang masuk melalui sela-sela jendela kamar, aku tergerak untuk menata hatiku kembali selepas tadi kudapati dua cerita pedih tentang kehidupan yang berbalut kebahagiaan,,,,
Kisah pertama, tentang perjalanan cinta seorang pianis wanita dengan kekasihnya, cinta yang berujung pada pernikahan yang membawa kebahagiaan... laki-laki mana yang tak senang, saat istrinya berkata, Suamiku, aku hamil. Aku yakin, itu kebahagiaan tersendiri untuk kaum laki-laki. Begitu pula dengan Suryo, lelaki yang kumaksudkan di awal. Baginya , kebahagiaan terbesarnya adalah memiliki Angel, pujaan hati yang saat ini menjadi istrinya. Beribu harap ia rajut bersamanya, mengharapkan cinta yang terukir abadi selamanya;
Hingga tiba saat perpisahan mereka terjadi, yakni saat Angel, istrinya, menghembuskan nafas terakhir, tepat dihadapannya... Angel meninggal saat berjuang melahirkan Buah cinta nya dengan Suryo, lelaki yang amat dicintainya,... sungguh perpisahan yang pedih dan mengharukan. Nampak jelas, raut wajah Suryo dengan kepedihan yang mendalam, kehilangan wanita yang amat dicintainya,...ia mesti berdiri sendiri membesarkan anak perempuan yang dilahirkan Angel...
Saat aku menyaksikan kejadian itu, rasanya....hatiku bergetar... tubuhku menggigil...dan anganku berandai “ Bisa saja hal ini terjadi padaku, dan saat arwah ku pergi, aku melihat suamiku menangis sesenggukan seperti itu melihat kematianku...” sebuah angan yang tak kan pernah aku inginkan hal itu terjadi.
Suryo melanjutkan hidupnya bersama Ibunya, dan seorang anak perempuan buah cintanya dengan Angel. Anak perempuannya ia beri nama Angel. Nama yang sama dengan mendiang istrinya.ini dilakukannya agar Jiwa Angel tetap ada bersama dan menemani nya dan putrinya.
Dengan penuh cinta Suryo membesarkan Angel, dan dengan kesetiaan pula sampai saat ini putrinya berusia 16 tahun, dia tetap sendiri dan tidak berpikir untuk menikah lagi, bahkan hingga ajal pun menjemputnya, dan ia pergi dengan bahagia..
Kisah kedua, baru aku dapati beberapa jam yang lalu, saat aku singgah di kamar seorang teman, dan ia mengabarkan tentang sebuah Note yang ditulis oleh Dosen kami, tentang kisah hidupnya bersama mendiang istrinya.
Tak pernah kusangka sebelumnya, sebut saja Bapak S, suka menulis juga.
Dan hasil tulisannya begitu menyentuh dan terkesan natural...
Dimulai dari kisah pertama kali mereka berkenalan, awalnya biasa saja, kata beliau.
Hingga pada suatu hari, Bapak S melihat sosok perempuan berbaju biru yang nampak sangat manis, hingga membuat detak jantungnya tiba-tiba berdegup cepat. Mereka berdua bekerja di sebuah kantor yang sama, dengan panggilan khas yang secara spontan beliau sematkan pada gadis tersebut, panggilan yang membuat si gadis ikut penasaran hingga berulang kali meminta dengan manja tentang apa makna panggilan itu... “kenapa Mas panggil aku ‘Ci’?”
“Ahh..dia panggil aku Mas?”begitu katanya dalam hati. Namun, ia tetap menutupi nya dengan mengalihkan pembicaraan.
Hingga waktu demi waktu bergulir... sang gadis dengan penuh keberanian, meminta kejelasan persahabatan intim yang selama ini terjalin antar keduanya, katanya “Aku menyukai Mas”, sekarang bagaimana Mas menyematkan aku dan menganggap aku di hati Mas”
Dengan kesungguhan hati, beliau jawab “ Kamu yang aku pilih”, kemudian ia sampaikan arti dari panggilannya selama ini, ... ‘Ci’...berarti “Cintaku”...
OooooooHHhhh.... Sweet....
Pernikahan yang mereka angankan pun terjadi,
Ada satu kebiasaan dari istriku yang sampai saat ini aku kenang, kata beliau. Setiap hari ia menuliskan di sebuah kalender....entah dengan tanda bundar, silang atau tanda lainnya, saat ku tanya...kenapa>?, jawabanya , “ aku tuliskan hari dimana selepas aku mendapat Madu Putih dari mu Mas.... lihat sudah berapa banyak madu putih yang Mas berikan? “ dengan wajah yang tersipu dan rona yang memerah...
ia menyatakan puas setelah menjalani kemesraan dan bercumbu di atas mahligai cinta bersamaku”...
Ia pun sering kali mampir ke ruang kerja ku hanya untuk memandangiku bekerja dengan tatapannya yang manja, dan penuh cinta, lalu ia menyandarkan kepalanya di bahu kiriku, sambil menggangguku yang saat itu perlu menandatangani beberapa dokumen.... dengan manja ia lalu memintaku menciumnya....
Hingga saat dimana, sang istri mengeluhkan sering merasa sakit.... dan kematianpun memisahkan mereka.....
--
Dua cerita di atas, sontak membuatku tersadar kembali atas indahnya cinta yang terjalin atas dua insan yang saling menyayangi dengan penuh ketulusan dan tentu saja berbalut kesetiaan.
Hal ini merubah pandanganku, bahwa laki-laki itu bisa saja setia, dan memiliki cinta yang penuh untuk seseorang yang ia yakini menjadi belahan jiwa dan menjadi orang pertama yang ingin ia lihat setiap hari.
Seorang pria, seperti apapun ia, suatu ketika akan berhenti pada satu titik keyakinan, meski hanya dengan pertama kali melihat, “Yah....dia yang akan menjadi ibu anak-anakku, kelak”... hal ini bisa aku simpulkan, setelah kucoba menanyakannya pada beberapa pria yang aku kenal, baik aku kenal dekat, maupun hanya sekedar teman biasa. Yah... mungkin tak semua pria buruk. Untuk wanita yang berpandangan semacam itu, coba anda simak kembali cerita-cerita positif yang sebenarnya ada di sekitar anda, begitu banyak pria baik dan setia sebenarnya... namun, memang tidak pantas juga saya katakan semuanya, karena yang buruk itupun ada... tapi, yang perlu diingat, percayalah, orang yang tepat akan datang untuk kamu, dengan cara Tuhan yang indah ...dan melalui tangan Tuhan yang Agung..

Senin, 23 April 2012

Lamunan dalam Bus Kota


Senin, 23 April 2012


Pagi ini, kembali aku mulai perjalanan panjang menuju kota perantauanku, magelang...
Masih dengan sisa-sisa semangat yang kubawa saat menikmati libur singkat di rumahku yang nyaman.
Ku pilih bangku ketiga dari depan sisi kiri dekat jendela... Kunikmati perjalanan ini.... sendiri...dengan bayang-bayang semu wajah kekasih yang makin menambah gelayut kerinduan akan kehadirannya disampingku....

Bus mulai beranjak dari tempatnya bertengger, pukul 8 pagi. Bismillah.... mari kita nikmati perjalanan pagi ini..(*kataku dalam hati)

Beruntung pagi ini, aku dapet bus yang cukup layak.. meski tetap dengan aroma khas ala bus ekonomi...*.*

Tak berselang lama, sampai juga di terminal purbalingga.. Kota yang mengingatkanku kembali pada seseorang yang jauh disana... Ahhhh....>.<

Satu persatu pedagang asongan menawarkan jajanannya..disusul kemudian dengan aksi para pengamen dan tak terkecuali pun pengemis. Nyatanya, pertemuan kecil seperti ini mampu membuatku hafal dengan wajah mereka yang,,...unik-unik.. dan tak cukup itu, lagu serta ucapan yang mereka tembangkan pun mampu kutebak dengan mudah.. Hahaha..  kurang kreatif ^^

Bus mulai nampak terisi penuh penumpang...
Dan saat kuperhatikan satu persatu dari mereka, dengan gaya dan barang bawaannya...terbesit kata dalam hati... *Ini khas Indonesia banget*..

Pukul 08.30.
Bus Kartika sari yang kutumpangi kembali melanjutkan perjalanan...
Kuperhatikan kota ini dari balik kaca jendela... semua tampak rapi..namun masih butuh sentuhan, Pikirku.
Kupandangi langit biru yang nampak cerah pagi ini,,dengan semburat awan putih yang menambah elok lukisan sang pencipta...
Kubalikkan pandangan ku kekanan, berharap ada Dia yang tiba-tiba duduk disampingku.. yang bahunya dapat kupinjam tuk mengurangi kelelahanku, yang tangannya dapat kugenggam saat bus melaju kencang...

Sesaat kemudian, kehadiran seorang ibu membuyarkan lamunanku. “ini kosong mba?”
Kupersilakan ibu tadi duduk di sampingku.. kuamati lekat-lekat ibu ini.. wanita muda usia sekitar 35 tahunan, dengan blus kotak kotak dipadu dengan kerudung warna ungu soft.. terlihat anggun dan manis..
..”Wah..tua nanti aku ...kayak gini...ah..”(* ngarep.com)

Hanya sapaan sekedarnya yang dapat tercipta... entah kenapa saat ini aku kurang berselera untuk berkomunikasi dengan orang, yah...lagi pengin diem gitu...,
Di rumah pun begitu, gak biasanya aku malas ke luar rumah untuk sekedar menikmati celotehan bocah-bocah yang ceria..
*
Separuh perjalanan ku habiskan dengan deep sleep di dalam bus... baru kemudian aku dibangunkan oleh suara senandung kegalauan dari pengamen dengan voice electronic yang ia bawa..

Suasana berganti sejuk dengan pemandangan bukit dan perkebunan yang membentang di sepanjang jalan kota temanggung.. terasa suasana alam yang harmonis, selaras dengan kerukunan yang tercipta di kota ini..

Hmm...kutarik nafas panjang...dan kuarahkan pandanganku menelusuri tiap sudut bangku penumpang.. kudapati dua rekanan pengamen yang siap memainkan gitar dan beraksi membawakan bait syair milik Iwan fals... syahdu dan mendamaikan..


Sesampainya di terminal temanggung, lagi-lagi dapet jatah dioper ke bus yang menuju ke Secang... Ini salah satu “kenikmatan” lain yang gak bakal di dapet kalau pake bus eksekutif nyang pake ACE... aku pernah dapet pengalaman naik bus ekonomi dari Magelang ke purwokerto dan dioper 4 kali, wawaawwwakkk banget dah,,,

Berasa kayak “anak” nya pak kondektur, aku dikasih wejangan berkali-kali untuk tidak lagi bayar..inget ya mba..nanti jangan mbayar lagi... bahkan sampai aku diantar naik bus yang kedua...sebelum masuk bus, lagi-lagi...”nanti jangan mbayar lagi ya mba..” Haha...iya pak...*.*

Lima jam berlalu dengan keasikan ku sendiri memainkan jari jemari ku menuliskan pengalamanku hari ini..
Meski dengan separuh tenaga yang masih tersisa...dan mata yang mulai lelah..
Buatku, hari ini, tetap berasa “sesuatu”...

  



Senin, 12 Maret 2012

Kesaksian

08 Maret 2012
Hari ini, selepas mengikuti mata kuliah Sosiologi Kesehatan ada banyak hal yang membuat aku menjadi kembali berpikir namun diselimuti rasa bersyukur yang lebih dan lebih besar dari rasaku sebelumnya...
Hikmah yang terasa dari sepenggal kisah yang dituturkan langsung dengan rangkaian kata-kata manis dan mengena...
--
Seperti hari-hari sebelumnya ku pilih bangku keramatku di barisan nomer dua tak jauh dari muka kelas...
Ku simak baik-baik meteri yang disampaikan dosen dengan mata terbelalak dan hati berdebar. Ada satu kalimat dari beliau yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di telinga... “ Profesi kita ini, menuntut kita lebih dari pada yang lain...”
Profesi ini, menuntut pelakunya untuk menjadi lebih dewasa dari teman-teman seusianya. Kami didera bertubi-tubi rintangan dan berbagai masalah yang mesti kami hadapi di masyarakat desa, suatu komunitas paling berpengaruh dalam jejaring sosial khas masyarakat indonesia. Dimana, dalam beberapa sudut pandang, masih mengedepankan sisi kulturis dan hal ini membuat mereka sulit untuk ditembus apalagi dari sisi kesehatan...
Cerita diawali oleh salah seorang teman yang saat ini telah berprofesi sebagai bidan sejak tahun 1990an. Beliau bercerita, bagaimana dia yang saat itu baru lulus dari pendidikan bidan B selama 1 tahun setelah menamatkan pendidikan SPK (setara SMA), kalau diambil akurasinya sekitar 18 tahunan usia beliau saat itu, dan beliau sudah harus dituntut untuk mengemban beban berat di sebuah desa yang jauh dari lingkungan nyaman seperti sebelumnya.
Bulan-bulan pertama, merupakan bulan penuh ujian dan telah banyak air mata yang beliau keluarkan ..
Dengan pandangan skeptis dari masyarakat desa yang ia terima, dan penerimaan yang tidak sesuai harapan membuat beliau yang saat itu terbilang masih terlalu muda dan masih berpandangan sempit dalam segala hal, menuntutnya untuk berpikir lebih dewasa dan berpikir keras untuk dapat menarik perhatian dan simpatik masyarakat. Berharap mendapatkan kepercayaan masyarakat yang kemudian mampu menjadikannya menjadi pilihan pertama dalam segi pelayanan kesehatan dan kebidanan.
Pandangan ini ia terima di saat-saat pertama beliau mengabdi di masyarakat desa.
“halah opo iki, cah cilik iso opo?”
Celaan dan cibiran ini senantiasa tiada habisnya diterima, rasanya sulit sekali meyakinkan masyarakat bahwasanya meski masih baru dan muda, ia memiliki kemampuan.
Tahun 1990, pemerintah indonesia melalui departemen kesehatan mengeluarkan program untuk menulurkan bidan-bidan ke pelosok desa di seluruh wikayah Indonesia untuk mengurangi angka kematian Ibu dan mencapai target kesehatan Nasional. Hal ini yang menyebabkan, para lulusan SPK wanita, kemudian ditarik kembali untuk mendapatkan pendidikan bidan B selama 1 tahun, yang kemudian dipersiapkan menjadi bidan.
Salah satunya, adalah sosok bidan yang satu ini...
Mendapatkan kesempatan emas menjadi bidan merupakan hal yang sulit untuk ditolak... “Ah...tidak apa-apa dan tak ada salahnya bila aku menerjunkan diriku menjadi tonggak pertama kesehatan Ibu di Indonesia”pikirnya. Melalui tangannya lah harapan bangsa terhadap peningkatan status kesehatan ibu dan anak di sandarkan.
Dengan penuh tekad, semangat, kerja keras dan tak lupa diiringi oleh doa.. Beliau masuk dan mulai tinggal di desa. Ada satu harapan kecilnya, menjadikan masyarakat mau mempercayainya dan menjadikan mereka lebih sehat dan berperilaku sehat.
Kepercayaan masyarakat bahwa bersalin yang aman adalah dengan dukun. Maka, tak ada pilihan lain untuk beliau memutuskan mulai mendekati dan menjadikan dukun sebagai mitranya bekerja. Mendekati dukun beserta tokoh-tokoh agama dan masyarakat rutin beliau lakukan. Dengan mengandalkan sepeda onthel miliknya, beliau seringkali meminta dukun untuk mengajaknya menolong persalinan. Hal yang tidak logis apabila kita terapkan pada kehidupan zaman sekarang ini, namun memang itulah adanya, pada saat itu, langkah itulah yang sanggup ia ambil untuk mulai mengenalkan diri kepada masyarakat.
“saya mulai dengan mendekati mbah dukunnya mba...kemana-mana kalau ada lahiran, saya minta sama mbah dukunnya..minta diajak.. saya yang waktu itu masih kecil harus mboncengin Mbah dukunnya yang badannya gendut-gendut itu... haha... ya saya ikutin aja.. saya jadi asistennya mbah dukun lah istilahnya...”
“sejak saat itu, masyarakat mulai mengenal saya... Butuh waktu lama buat menjalani itu semua, sampai akhirnya satu persatu warga mulai saya dekati, untuk melahirkan di saya... namun tetap dengan pendampingan mbah dukun... ya awalnya masih saja ada yang sinis sama saya... Tapi semua ini proses, mba.. Yang penting kita buktikan ke masyarakat kalau kita punya skill...” ujar beliau..
Cerita serupa saya dapatkan dari bidan lain,
Sampai pada suatu waktu, dimana hari sudah larut malam.. Seorang warga tergopoh-gopoh menghampiri nya dengan raut muka padam...dan dengan nafas tersengal... “Bu...tolong istri saya...istri saya melahirkan dan keluar darah yang banyak sekali....tolong saya bu..”
Tanpa pikir panjang, sang bidan langsung menyambut ‘tawaran’ tersebut dengan hati yang campur aduk kala itu, bagaimana tidak.. untuk pertama kalinya, sebagai seorang bidan dia merasa dibutuhkan oleh masyarakat. Saat itu, bidan sedang menghadiri suatu acara perkumpulan desa dan tidak membawa bekal peralatan yang memadai, namun dengan situasional yang darurat.. beliau putuskan untuk segera melihat kondisi ibu.
Benar apa yang diceritakan bapak tadi, saat ini kondisi ibu sudah lemas, dan banyak darah yang ia keluarkan dari vagina. Rupanya kontraksi ibu jelek, dengan sigap ia segera memasukan tangan untuk melakukan bimanual internal (suatu tindakan penyelamatan terhadap kondisi perdarahan setelah melahirkan)...
“ Saat itu, yang saya pikirkan adalah, bagaimana saya segera menolong ibu, dan menyelamatkannya... tanpa menggunakan sarung tangan karena kalau saya musti ambil sarung tangan di rumah,..saya tidak tahu apa yang akan terjadi... jadi saya putuskan untuk memasukkan tangan saya tanpa pelindung ...Bismillah...”ujarnya
“Inipun, pertama kalinya mereka percaya sama saya, saya gak mau melewatkan kesempatan ini dan membuat mereka kecewa...secara psikologis saya juga merasa tiba-tiba ada kekuatan luar biasa yang muncul dan menguatkan hati saya... Alhamdulillah ibu tersebut tertolong...dan mulai saat itu, masyarakat mempercayai saya..”’Lanjutnya.
Mungkin itu hanya sekelumit kisah yang bisa mereka tuturkan... namun, benar adanya dengan apa yang disampaikan oleh dosen bahwasanya memang untuk menjadi seorang bidan,....ada tekad yang benar-benar kuat bila sudah menerjukan diri ke dunia ini... persiapkan diri dan mental..itu kunci utama. Dan Ingatlah, Allah akan menolong hambanya...
Suatu saat...aku harus mengalami ini... harus dimunculkan kedewasaan itu..mulai saat ini..agar dapat kutempa diri dan jiwaku...untuk menjadi seorang bidan yang hebat dan bermanfaat. Amiin