Rabu, 01 Agustus 2012

what mean of LOVE?

-->
Malam ini, ditemani hembusan angin yang masuk melalui sela-sela jendela kamar, aku tergerak untuk menata hatiku kembali selepas tadi kudapati dua cerita pedih tentang kehidupan yang berbalut kebahagiaan,,,,
Kisah pertama, tentang perjalanan cinta seorang pianis wanita dengan kekasihnya, cinta yang berujung pada pernikahan yang membawa kebahagiaan... laki-laki mana yang tak senang, saat istrinya berkata, Suamiku, aku hamil. Aku yakin, itu kebahagiaan tersendiri untuk kaum laki-laki. Begitu pula dengan Suryo, lelaki yang kumaksudkan di awal. Baginya , kebahagiaan terbesarnya adalah memiliki Angel, pujaan hati yang saat ini menjadi istrinya. Beribu harap ia rajut bersamanya, mengharapkan cinta yang terukir abadi selamanya;
Hingga tiba saat perpisahan mereka terjadi, yakni saat Angel, istrinya, menghembuskan nafas terakhir, tepat dihadapannya... Angel meninggal saat berjuang melahirkan Buah cinta nya dengan Suryo, lelaki yang amat dicintainya,... sungguh perpisahan yang pedih dan mengharukan. Nampak jelas, raut wajah Suryo dengan kepedihan yang mendalam, kehilangan wanita yang amat dicintainya,...ia mesti berdiri sendiri membesarkan anak perempuan yang dilahirkan Angel...
Saat aku menyaksikan kejadian itu, rasanya....hatiku bergetar... tubuhku menggigil...dan anganku berandai “ Bisa saja hal ini terjadi padaku, dan saat arwah ku pergi, aku melihat suamiku menangis sesenggukan seperti itu melihat kematianku...” sebuah angan yang tak kan pernah aku inginkan hal itu terjadi.
Suryo melanjutkan hidupnya bersama Ibunya, dan seorang anak perempuan buah cintanya dengan Angel. Anak perempuannya ia beri nama Angel. Nama yang sama dengan mendiang istrinya.ini dilakukannya agar Jiwa Angel tetap ada bersama dan menemani nya dan putrinya.
Dengan penuh cinta Suryo membesarkan Angel, dan dengan kesetiaan pula sampai saat ini putrinya berusia 16 tahun, dia tetap sendiri dan tidak berpikir untuk menikah lagi, bahkan hingga ajal pun menjemputnya, dan ia pergi dengan bahagia..
Kisah kedua, baru aku dapati beberapa jam yang lalu, saat aku singgah di kamar seorang teman, dan ia mengabarkan tentang sebuah Note yang ditulis oleh Dosen kami, tentang kisah hidupnya bersama mendiang istrinya.
Tak pernah kusangka sebelumnya, sebut saja Bapak S, suka menulis juga.
Dan hasil tulisannya begitu menyentuh dan terkesan natural...
Dimulai dari kisah pertama kali mereka berkenalan, awalnya biasa saja, kata beliau.
Hingga pada suatu hari, Bapak S melihat sosok perempuan berbaju biru yang nampak sangat manis, hingga membuat detak jantungnya tiba-tiba berdegup cepat. Mereka berdua bekerja di sebuah kantor yang sama, dengan panggilan khas yang secara spontan beliau sematkan pada gadis tersebut, panggilan yang membuat si gadis ikut penasaran hingga berulang kali meminta dengan manja tentang apa makna panggilan itu... “kenapa Mas panggil aku ‘Ci’?”
“Ahh..dia panggil aku Mas?”begitu katanya dalam hati. Namun, ia tetap menutupi nya dengan mengalihkan pembicaraan.
Hingga waktu demi waktu bergulir... sang gadis dengan penuh keberanian, meminta kejelasan persahabatan intim yang selama ini terjalin antar keduanya, katanya “Aku menyukai Mas”, sekarang bagaimana Mas menyematkan aku dan menganggap aku di hati Mas”
Dengan kesungguhan hati, beliau jawab “ Kamu yang aku pilih”, kemudian ia sampaikan arti dari panggilannya selama ini, ... ‘Ci’...berarti “Cintaku”...
OooooooHHhhh.... Sweet....
Pernikahan yang mereka angankan pun terjadi,
Ada satu kebiasaan dari istriku yang sampai saat ini aku kenang, kata beliau. Setiap hari ia menuliskan di sebuah kalender....entah dengan tanda bundar, silang atau tanda lainnya, saat ku tanya...kenapa>?, jawabanya , “ aku tuliskan hari dimana selepas aku mendapat Madu Putih dari mu Mas.... lihat sudah berapa banyak madu putih yang Mas berikan? “ dengan wajah yang tersipu dan rona yang memerah...
ia menyatakan puas setelah menjalani kemesraan dan bercumbu di atas mahligai cinta bersamaku”...
Ia pun sering kali mampir ke ruang kerja ku hanya untuk memandangiku bekerja dengan tatapannya yang manja, dan penuh cinta, lalu ia menyandarkan kepalanya di bahu kiriku, sambil menggangguku yang saat itu perlu menandatangani beberapa dokumen.... dengan manja ia lalu memintaku menciumnya....
Hingga saat dimana, sang istri mengeluhkan sering merasa sakit.... dan kematianpun memisahkan mereka.....
--
Dua cerita di atas, sontak membuatku tersadar kembali atas indahnya cinta yang terjalin atas dua insan yang saling menyayangi dengan penuh ketulusan dan tentu saja berbalut kesetiaan.
Hal ini merubah pandanganku, bahwa laki-laki itu bisa saja setia, dan memiliki cinta yang penuh untuk seseorang yang ia yakini menjadi belahan jiwa dan menjadi orang pertama yang ingin ia lihat setiap hari.
Seorang pria, seperti apapun ia, suatu ketika akan berhenti pada satu titik keyakinan, meski hanya dengan pertama kali melihat, “Yah....dia yang akan menjadi ibu anak-anakku, kelak”... hal ini bisa aku simpulkan, setelah kucoba menanyakannya pada beberapa pria yang aku kenal, baik aku kenal dekat, maupun hanya sekedar teman biasa. Yah... mungkin tak semua pria buruk. Untuk wanita yang berpandangan semacam itu, coba anda simak kembali cerita-cerita positif yang sebenarnya ada di sekitar anda, begitu banyak pria baik dan setia sebenarnya... namun, memang tidak pantas juga saya katakan semuanya, karena yang buruk itupun ada... tapi, yang perlu diingat, percayalah, orang yang tepat akan datang untuk kamu, dengan cara Tuhan yang indah ...dan melalui tangan Tuhan yang Agung..